Jumat, 23 Desember 2011

AKEELAH AND THE BEE



Ini adalah sebuah cerita tentang seorang gadis yang bernama Akeelah Anderson. Akeelah adalah gadis yang berumur 11 tahun. Akeelah bersekolah di Crenshaw Middle School, sebuah sekolah didominasi oleh bangsa yang berkulit hitam di South Los Angeles. Ayahnya meninggal saat Akeelah masih berumur 6 tahun. Dia tinggal bersama ibunya, Tanya, tiga saudaranya Kiana, Devon, dan Terrence, dan keponakan bayinya. Pada awalnya Akeelah merasa tidak suka dengan sekolahnya. Karena keadaan sekolah yang tidak terlalu bagus dan juga sarana prasarana sekolah yang tidak memadai. Namun, hal utama yang membuat Akeelah merasa tidak betah dengan sekolahnya yaitu sikap teman –temannya yang tidak baik terhadapnya. Teman-temannya selalu mengejeknya dan tidak suka dengan kepandaian yang dimiliki Akeelah.
Akeelah bisa dikatakan sebagai seorang anak kulit hitam yang cerdas. Ia merupakan siswa yang cerdas di sekolahnya. Walaupun sekolah tersebut bukanlah sekolah favorit, tetapi Akeelah mampu tumbuh menjadi siswa yang pintar terutama dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Melihat kepintaran Akeelah, seorang gurunya yang bernama Ibu Cross meminta Akeelah untuk ikut lomba mengeja. Awalnya, Akeelah menolak permintaan dari gurunya. Alasannya karena ia menilai tidak mampu untuk ikut lomba berkelas seperti itu.
Inspirator utama Akeelah adalah papanya. Setiap kali ia memiliki masalah, maka ia akan memandang wajah papanya, dan ia merasa tenang. Dan akhirnya Akeelah bersedia untuk mengikuti perlombaan tersebut. Kepala sekolah, Pak Welch menyarankan kepada Akeelah untuk mengikuti perlombaan pada tingkat yang lebih tinggi. Seorang gurunya memperkenalkan Akeelah dengan seorang pelatih mengeja yang bernama Dr. Joshua Larabee. Akeelah berlatih dengan baik, dan pada akhirnya ia bisa lolos mewakili sekolahnya untuk ikut lomba mengeja tingkat regional. Ketika Akeelah mengikuti lomba mengeja tingkat regional, ia nyaris tidak bisa lolos ke babak selanjutnya lantaran tidak bisa mengeja satu kata. Akan tetapi, keberuntungan ternyata berpihak kepada Akeelah. Salah satu peserta didiskualifikasi karena ketahuan curang.
Pada perlombaan di tingkat regional, Akeelah bertemu dengan dan berteman Javier Mendez. Seorang anak laki-laki yang berumur 12 tahun yang menyukai Akeelah. Persahabatan mereka dimulai ketika ia membantu Akeelah pin bros, mengatakan bahwa ia tidak akan "menusuk dia". Javier mengundang dia untuk bergabung dengan klub mengeja di sekolah nya Woodland Hills tengah. Menuju lomba mengeja tingkat nasional tidaklah mudah. Banyak sekali hambatan yang harus dihadapi Akeelah. Ibunya tidak mengizinkan Akeelah ikut lomba ini karena Akeelah harus menyelesaikan ketertinggalan pelajaran pada musim panas. Sempat Akeelah menyerah, dan putus asa.
Namun setelah mendengar motivasi dari Dr. Larabee mampu membuat Akeelah yakin dengan kemampuan yang ia miliki. Sekarang, ia yakin bisa memenangi lomba mengeja di tingkat nasional.
Akeelah berlatih sungguh-sungguh dengan Dr. Larabee. Bahkan, ia berlatih dengan grup mengeja di sekolah Javier yang jauh dari sekolahnya. Di Woodland Hills, Akeelah bertemu Dylan Chiu. Seorang anak laki-laki yang pernah menjadi juara kedua pada Spelling Bee tingkat nasional selam dua kali berturut. Dylan meminta Akeelah menengeja kata "xanthosis". Namun, Akeelah salah mengeja dengan memulai kata tersebut dengan huruf “Z”. Dan Dylan mengatakan bahwa Akeelah membutuhkan seorang pelatih.
                Perlombaan mengeja tingkat nasional sebentar lagi. Akan tetapi, Dr. Larabee tidak bisa jadi lagi menjadi pembimbing Akeelah. Dr. Larebee meminta Akeelah menghapal 5000 kata. Akeelah belajar mengeja dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tanpa pelatih nya, Akeelah kehilangan motivasi. Dia ditolak oleh sahabatnya, Georgia, dan merasakan tekanan dari lingkungannya untuk melakukan sebuah kebanggaan. Tapi setelah ibunya memberikan dia ide dari "50.000 pelatih", Akeelah merekrut pelatih lingkungan, termasuk anggota keluarganya, teman sekelas, guru, teman, dan tetangganya Derrick T, dan mempersiapkan dengan sungguh-sungguh. Setelah bergabung kembali dengan Dr Larabee, Akeelah pergi ke Washington, DC dengan ibunya, kakak tertua, sahabat, utama, dan Dr Larabee, tidak menyadari bahwa pelatihnya telah membayar untuk empat tiket untuk mereka.
                Setelah melalui beberapa tahapan dan rintangan ejaan kata yang sulit. Akhirnya Dylan dan Akeelah yang menjadi finalis. Konflik mulai memuncak ketika Akeelah mengetahui bahwa Dyland sering ditekan oleh papanya agar bisa menjadi juara pada lomba mengeja tahun ini. Suasana semakin menegang. Dan dengan sengaja Akeelah menyalahkan ejaan kata “Xanthosis” untuk membuat Dylan sebagai juaranya. Dylan mengetahui kesengajaan yang di lakukan Akeelah. Dengan kata yang sama Dylan pun menyalahkan ejaan kata “Xanthosis”. Dylan meminta waktu istirahat untuk menjelaskan kepada Akeelah bahwa kemenangan harus di capai dengan cara yang bersih, jujur, dan adil. Pertandingan pun di lanjutkan. Hingga pada akhirnya Dylan menyelesaikan kata terakhirnya yaitu “logorrhea”. Dan Akeelah pun mampu mengeja kata terakhirnya "pulchritude" dengan benar. Saat mengeja kata itu, Akeelah memiliki visi kerabat, tetangga, pelatih dan Mr Welch masing-masing dari mereka memberikan kontribusi satu huruf untuk kata.
                Oleh karena itu Dylan dan Akeelah menjadi Co-Champion. Kemenangannya tersebut menimbulkan sorakan bahagia dari Washington DC ke California.


Pesan moral:
“Kekuatan Cinta Mengalahkan Ketakutan dalam Diri”
Ketakutan terdalam kita adalah bukan karena kita tidak cakap. Kekuatan kita dalam mengukur. Kita bertanya pada diri kita sendiri siapa aku sehingga aku cerdas, hebat, berbakat, dan menakjubkan? Sebenarnya, siapa sebenarnya dirimu? Kita dilahirkan untuk membuat manifestasi. Kemuliaan Tuhan dalam diri kita. Dan begitu kita biarkan cahaya menyala, kita tanpa sadar berikan orang lain kesempatan untuk lakukan hal yang sama. Ketakutan itu ada dalam diri kita sendiri.





AKEELAH AND THE BEE

This is a story about a girl named Akeelah Anderson. Akeelah is a 11-year-old girl. Akeelah school at Crenshaw Middle School, a school dominated by dark-skinned people in South Los Angeles. His father died when Akeelah was aged 6 years. She lives with her mother, Tanya, three brothers Kiana, Devon, and Terrence, and her baby nephew. Akeelah initially felt like the school. Because of the state schools that are not too good and also the school infrastructure is inadequate. However, the main thing that makes Akeelah feel comfortable with the school that is the attitude of his friends who are not good for him. His friends are always teasing and do not like the intelligence possessed Akeelah.
Akeelah can be regarded as an intelligent black child. He is an intelligent student at his school. Although the school is not a favorite school, but Akeelah able to grow into a smart student, especially in English class. Seeing Akeelah cleverness, a teacher named Ms. Cross asks Akeelah to join the spelling bee. Initially, Akeelah refused a request from the teacher. The reason is because he was not able to assess the race like it classy.
Akeelah main inspiration was her father. Every time he has a problem, then he will see the face of her father, and he felt calm. Akeelah And finally willing to follow the race. The principal, Mr. Welch suggested to Akeelah to follow the race on a higher level. One of his teachers introduced Akeelah with a trainer named Dr. spelling. Joshua Larabee. Akeelah practicing well, and eventually he can get away with representing their school to participate in the regional spelling bee. When Akeelah follow the regional spelling bee, he could barely qualify for the next round because can not spell a word. However, luck was siding with the Akeelah. One participant was disqualified for getting caught cheating.
In the race at the regional level, Akeelah and friends met with Javier Mendez. A boy who was 12 years old who like Akeelah. Their friendship began when he helped Akeelah brooch pin, said that he would "stab him". Javier invites her to join the spelling club at his Woodland Hills middle school. Towards a national spelling bee is not easy. There are so many obstacles that must be faced Akeelah. His mother did not allow Akeelah this race because Akeelah must complete the lessons in the summer behind. Akeelah had surrendered, and despair.
But after hearing from Dr. motivation. Larabee believes Akeelah able to make with the abilities they possess. Now, he believes can win the national spelling bee.
Akeelah practicing with Dr. earnest. Larabee. In fact, he practiced with the group Javier spelling at school away from school. In Woodland Hills, Akeelah meets Dylan Chiu. A boy who had been a champion both on a national level Spelling Bee two successive dive.
Dylan asks Akeelah menengeja word "xanthosis". However, Akeelah misspelling a word starting with the letter "Z". And Dylan said that the need of a coach Akeelah.
The race spelled the national level soon. However, Dr. Larabee could no longer be a coach Akeelah. Dr. Larebee asks Akeelah memorize 5000 words. Akeelah learn to spell with the people around him. Without her coach, Akeelah loses motivation. He was rejected by his best friend, Georgia, and felt pressure from the environment to perform a pride. But after his mother gave him the idea of
​​"50,000 coaches' recruiting coach Akeelah environment, including family members, classmates, teachers, friends, and neighbors Derrick T, and prepare in earnest. After joining back with Dr. Larabee, Akeelah goes to Washington, DC with his mother, eldest brother, friend, principal, and Dr. Larabee, not realizing that the coach has paid for four tickets to them.
After going through several stages and hurdles spelling difficult words. Finally, Dylan and Akeelah is a finalist. The conflict started to rise when Akeelah know that Dyland often pressured by her father in order to become champions at this year's spelling bee. Increasingly tense atmosphere. Akeelah and deliberately blaming spelling the word "Xanthosis" to make the Dylan as a champion. Dylan knows that in doing Akeelah deliberate. By the same word blame Dylan spelling the word "Xanthosis". Dylan asked for time off to explain to Akeelah that victory must be achieved in a clean, honest and fair. Continue the game was on. Until Dylan finally finish the last word "logorrhea". Akeelah and was able to spell the last word "Pulchritude" correctly. When the spell that word, Akeelah has a vision of relatives, neighbors, coaches and Mr. Welch each of them contributed a letter to the word.
Therefore Dylan and Akeelah becomes Co-Champion. His victory sparked cheers happy from WashingtonDCtoCalifornia.


The moral:
§  "Power of Love Beat the Fear of Self"
§  Our deepest fear is not because we are incompetent. Our strength in the measure. We ask ourselves who am I that I'm intelligent, wonderful, talented, and fabulous? Actually, who you are? We are born to make a manifestation. The glory of God within us. And so we leave the light on, we unconsciously give other people a chance to do the same thing. Fear exists in ourselves.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar