Kamis, 03 November 2011

CERITA HONGBU DAN NOLBU


Dahulu kala, di sebuah desa, hiduplah 2 (dua) bersaudara. namanya Hongbu dan Nolbu. Hongbu adalah saudara yang muda, dia mempunyai perangai yang baik,  ramah dan selalu hidup sederhana. Sedangkan kakaknya si Nolbu mempunyai watak serakah dan perangai yang tidak bagus. Setelah mereka besar, suatu ketika ayahnya meninggal dunia.  Nolbu yang memang mempunyai watak serakah sudah mempunyai rencana, bahwa ketika ayahnya meninggal, maka ia akan menguasai peninggalan ayahnya.
maka diusirlah keluarga Hongbu dari rumah itu… ” Keluar kau Hongbu dari rumahku ini, kamu tidak punya hak atas rumah ini “‘ kata Nolbu. Maka dengan terpaksa Hongbu dengan keluarganya pergi meninggalkan rumah itu, padahal ia mempunyai seorang anak yang masih kecil. ” Ayah… aku lapar, ayah .. aku lapar, berikan aku sedikit makanan”, anaknya terus merengek minta makanan.  Karena tidak mempunyai makanan apa-apa, maka terpaksa Hongbu memberanikan diri untuk meminta pada penduduk yang dilewatinya, ” Bibi.. berikan kami sedikit makanan saja, kami lapar ..!. Namun bukanlah makanan yang diterima, tapi sering cacian dan makian yang didapat. ” Keluar, kami tidak punya sesuatu untuk kamu, cepat keluar…!” usir mereka.
Setelah dilaluinya musim dingin yang sangat menggigit dengan perut yang selalu lapar, maka mulailah datang musim semi. ” ah…….udara musim semi ini mulai menghangat, hai… itu ada ular keluar”, kata Hongbu. Kemudian pak Hongbu mengejar ular itu yang akan memakan anak burung walet, akan tetapi seekor anak burung walet telah jatuh dari sarangnya dan kakinya telah patah. ” oh kasihan sekali kau anak walet, kakimu patah.., baiklah aku akan mengobatimu”, kata Pak Hongbu pada anak walet itu. ” peep…peep…peeep… terima kasih pak Hongbu… peeep…peeep….peeep, selamat tinggal pak Hongbu, saya akan datang lagi tahun depan”, dengan sangat gembira anak burung walet yang telah ditolong oleh pak Hongbu itu minta pamit dan berjanji akan datang pada musim semi berikutnya. ” baiklah walet kecil, hati-hati.. ya..!”pesannya.
Benar apa yang dikatakan anak walet itu, pada musim semi berikutnya , mereka  kembali mencari keluarga pak Hongbu. ” Ciiiit…….Ciiiit…..ciiiit.. pak Hongbu bagaimana kabar anda selama ini..? ini saya bawakan  oleh-oleh terimalah pak Hongbu..? teriak burung walet itu sambil menjatuhkan beberapa biji labu kepada pak Hongbu. Kemudian pak Hongbu memunguti biji labu yang diberikan oleh burung walet itu. … kemudian  Pesta panen telah tiba. ” karena tidak ada yang dimakan, maka kita lebih baik makan labu itu..” Ayo nak belahlah labu itu…!”, perintahnya pada anaknya. ” braakk.. terbelahlah labu itu . Dan ternyata  didalamnya terdapat banyak sekali  emas permata. Dan alhasil.. pak Hongbu sekarang menjadi kaya.
Kabar tentang kekayaan dari pak Hongbu ini akhirnya terdengar juga sampai kepada pak Nolbu, kakaknya. Namun pak Nolbu bukannya gembira atas kabar ini, malahan merasa iri. ” apa … si Hongbu sekarang kaya…?  oh tidak aku harus menyelidiki mengapa dia bisa kaya.” katanya. Maka Pak Nolbu pergi menemui adiknya yang dulu pernah diusirnya itu. ” selamat datang kakak, silahkankan masuk..! terima Hongbu. ” selamat datang paman..”. salam anak-anak Pak Hongbu menerima pamannya. ” Hei Hongbu kamu bisa kaya seperini apa kamu mencuri ya..? tanya Pak Nolbu.  ” Oh tidak kak, aku bisa kaya ini sebab pernah menolong burung walet yang patah kakinya”, akhirnya Pak Hongbu menjelaskan ceritanya. ” apa….? kamu bisa kaya ini hanya karena menolong seekor anak walet yang kakinya patah…? tanya pak Nolbu sambil keheranan terasa tidak percaya.
Setelah mendengar ceritanya,  cepat-cepat ia permisi pulang, denga pikiran bahwa kalau Hongbu bisa kaya karena hanya menolong anak burung walet yang patah kakinya,  maka aku harus juga melakukan hal yang sama.Sambil jalan Pak Nolbu mencari sarang burung walet dengan harapan ada anaknya di dalamnya.” wah  kamu bodoh anak walet, mengapa kamu tidak jatuh dari sarangmu..? saya tidak bisa menunggu lama-lama”. kata Pak Nolbu kemudian menjatuhkan anak walet itu dan mematahkan kakinya. kemudian dia berusaha mengobati kaki burung yang patah itu. Kemudian ia katakan pada anak walet itu ” hei anak walet, aku telah menolongmu, kamu punya hutanguntuk membayar pertolonganku kepadamu.. tahu ? kata Pak Nolbu sambil melepaskan anak walet itu.
setelah musim semi tiba, walet itu kembali memenuhi keinginan Pak Nolbu untuk memberkan hadiah padanya, berupa biji labu. Tidak berapa lama juga panen telah tiba, dan buah labu itu telah bisa dipanen.” bu.. sekarang kita akan menjadi kaya raya dengan labu-labu itu, ayo sekarang kita belah labu itu..”.kata pak Nolbu kepada istrinya. ” Braaakk”. labu itupun terbelah, namun……… betapa terkejutnya Pak Nolbu, karena yang didapat bukanlah emas dan permata, tetapi muncullah makhluq yang mengerikan dari labu itu.” Nolbu. kamu telah mematakan kaki burung yang lemah, sekarang kamu harus menerima balasannya.’ kataya. ” oh tidak aku telah menolongnya…aku telah menyembuhkannya…”. elak pak Nolbu.tapi makhluq itu terus menghajar pak Nolbu sebagai balasan atas perbuatannya. ” oh tidak… sekarang aku jatus miskin, sekarang aku tidak punya apa-apa lagi..”  kata pak Nolbu tersu menyesali nasibnya. Tak ama kemudian pak Hongbu, adiknya datan. ” oh kakakku, apa sebenarnya apa yang telah terjadi padamu…? “. setelah diceritakan semua kajadiannya, maka Hongbu akhirnya mengerti .
” Baklah.. sekarang Kak Nolbu dan keluarga ketempatku saja dan kita tinggal bersama-sama disana”, pinta pak Hongbu. ” Hongbu.., maafkan saya ya.. ! aku telah berbuat salah kepadamu “, akhirnya pak Nolbu menyadari kesalahannya. “Lupakan saja semuanya dan kita akan hidup bersama-sama kembali.
Setelah itu, Pak Hongbu dan pak Nolbu beserta keluarga mereka hidup bersama-sama dengan kebahagiaan.